Profil Desa Lengkong

Ketahui informasi secara rinci Desa Lengkong mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Lengkong

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Lengkong, Kecamatan Bojong, Tegal, mengulas data demografi terbaru, potensi sektor pertanian, geliat ekonomi kreatif UMKM, serta arah pembangunan infrastruktur desa. Temukan analisis mendalam mengenai wilayah agraris yang dinamis di Ka

  • Basis Agraris Strategis

    Berada di wilayah dataran tinggi Kecamatan Bojong, Desa Lengkong menjadi salah satu penopang utama sektor pertanian padi dan palawija di Kabupaten Tegal.

  • Populasi Dinamis

    Dengan jumlah penduduk melebihi 5.000 jiwa, Desa Lengkong merupakan salah satu desa dengan populasi signifikan di kecamatannya, menandakan pusat aktivitas sosial dan ekonomi yang padat.

  • Geliat Ekonomi Kreatif

    Pemerintah desa bersama komunitas lokal aktif mendorong pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama melalui adopsi digitalisasi untuk memperluas jangkauan pasar.

XM Broker

Desa Lengkong, sebuah wilayah administrasi yang terletak di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, menampilkan profil sebagai kawasan agraris yang dinamis dengan potensi pengembangan ekonomi yang signifikan. Berada di jalur perbukitan yang menjadi ciri khas selatan Kabupaten Tegal, desa ini tidak hanya berfungsi sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai arena tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis kerakyatan. Dengan data kependudukan yang solid dan inisiatif pembangunan yang terus berjalan, Desa Lengkong menjadi representasi desa berkembang yang berupaya menyeimbangkan tradisi agraris dengan tuntutan modernitas.

Kiprah desa ini sejalan dengan arah kebijakan Kabupaten Tegal yang memosisikan Kecamatan Bojong sebagai bagian dari kawasan pengembangan agropolitan. Posisi tersebut menempatkan Desa Lengkong sebagai salah satu simpul penting dalam rantai pasok pertanian dan menuntut adanya inovasi berkelanjutan, baik dari sisi budidaya maupun pemberdayaan sumber daya manusianya. Artikel ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk wajah Desa Lengkong saat ini, dari data geografis, demografi, hingga denyut nadi perekonomiannya.

Lokasi Geografis dan Tatanan Administratif

Secara geografis, Desa Lengkong terletak pada koordinat 7°7′59″ Lintang Selatan dan 109°9′39″ Bujur Timur. Desa ini merupakan satu dari 17 desa yang membentuk wilayah Kecamatan Bojong. Letaknya yang berada di kawasan dataran yang lebih tinggi memberikan karakteristik lahan yang subur dan cocok untuk berbagai jenis tanaman pertanian.

Secara administratif, Desa Lengkong memiliki batas-batas wilayah yang jelas. Berdasarkan data dan peta wilayah, diketahui bahwa sisi timur Desa Bojong berbatasan langsung dengan Desa Lengkong. Batas-batas lainnya meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan desa lain di lingkup Kecamatan Bojong.

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah desa di Kecamatan Bojong atau berbatasan langsung dengan Kabupaten Pemalang.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan desa lain di lingkup Kecamatan Bojong.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Bojong.

Luas wilayah Kecamatan Bojong secara keseluruhan mencapai 4.308 hektar. Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah Desa Lengkong belum tersedia dalam publikasi statistik resmi terbaru, posisinya sebagai salah satu desa dengan jumlah penduduk yang besar mengindikasikan bahwa wilayah ini memiliki area permukiman dan lahan pertanian yang cukup luas untuk menopang komunitasnya. Kode Pos untuk Desa Lengkong yakni 52465.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, populasi Desa Lengkong pada tahun 2023 tercatat sebanyak 5.193 jiwa. Angka ini menempatkan Lengkong sebagai salah satu desa dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Bojong. Komposisi penduduknya terdiri dari 2.649 laki-laki dan 2.544 perempuan, menunjukkan rasio gender yang relatif seimbang.

Total populasi tersebut tersebar dalam 1.603 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah KK tersebut, sebanyak 1.310 KK dikepalai oleh laki-laki dan 293 KK dikepalai oleh perempuan. Tingginya jumlah penduduk dan kepala keluarga ini mencerminkan dinamika sosial yang aktif dan menjadi modal dasar utama dalam pembangunan desa.

Dengan jumlah penduduk yang signifikan namun tanpa data luas wilayah yang presisi, kepadatan penduduknya tidak dapat dihitung secara eksak. Namun melihat angka populasinya, Desa Lengkong dapat dikategorikan sebagai wilayah dengan tingkat kepadatan hunian yang cukup tinggi dibandingkan desa-desa lain di sekitarnya yang memiliki topografi lebih terjal atau lahan non-produktif yang lebih luas. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, yang tercermin dari adanya sarana peribadatan dan aktivitas keagamaan yang menjadi pusat kegiatan sosial masyarakat.

Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan

Perekonomian Desa Lengkong ditopang oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian sebagai fondasi utamanya. Sejalan dengan program pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Bojong, sektor ini menjadi penggerak utama aktivitas ekonomi warga.

Komoditas utama yang dibudidayakan ialah padi sawah, didukung oleh sistem irigasi yang mengalir dari dataran yang lebih tinggi. Selain padi, masyarakat juga menanam palawija seperti jagung, singkong dan umbi-umbian lainnya sebagai alternatif tanam atau sumber pendapatan tambahan. Suburnya lahan menjadi keunggulan komparatif yang terus dioptimalkan oleh petani setempat.

Di luar sektor pertanian, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan tren yang positif. Berbagai inisiatif pemberdayaan, termasuk yang menyasar kelompok perempuan, telah dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal. Beberapa program yang tercatat dalam berita dan laporan pengabdian masyarakat menyoroti adanya pelatihan kewirausahaan yang fokus pada peningkatan kualitas produk, fotografi, hingga pemasaran digital (digital marketing). Hal ini menandakan adanya kesadaran untuk membawa produk-produk lokal, seperti olahan makanan ringan dan kerajinan tangan, agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas melalui platform e-commerce.

Pemerintah Desa Lengkong, kemungkinan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan roda perekonomian. Upaya ini sejalan dengan arahan pemerintah kabupaten untuk menjadikan desa sebagai subjek pembangunan yang mandiri secara ekonomi.

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Roda pemerintahan di Desa Lengkong berjalan secara aktif, dibuktikan dengan adanya produk hukum seperti Peraturan Kepala Desa yang diterbitkan secara berkala untuk mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pembangunan. Pemerintah Desa menjadi garda terdepan dalam merencanakan dan mengeksekusi program pembangunan yang didanai dari berbagai sumber, termasuk Dana Desa.

Prioritas pembangunan infrastruktur di wilayah agraris seperti Lengkong umumnya berfokus pada peningkatan aksesibilitas dan pendukung produktivitas pertanian. Ini mencakup pemeliharaan dan pembangunan jalan usaha tani, perbaikan saluran irigasi, serta pembangunan jalan desa untuk melancarkan transportasi orang dan barang. Infrastruktur dasar seperti akses terhadap air bersih dan sanitasi juga menjadi perhatian utama untuk meningkatkan kualitas hidup warga.

Selain infrastruktur fisik, pembangunan sumber daya manusia turut menjadi fokus. Program-program seperti pelatihan UMKM dan kegiatan pemberdayaan lainnya merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih berdaya saing dan inovatif. Sinergi antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan partisipasi warga menjadi kunci keberhasilan program-program tersebut.

Tantangan dan Arah Pengembangan Masa Depan

Sebagai desa yang terus berkembang, Desa Lengkong dihadapkan pada sejumlah tantangan klasik. Pertama, ketergantungan pada sektor pertanian membuat desa ini rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan dampak perubahan iklim. Diversifikasi ekonomi menjadi sebuah keniscayaan untuk menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih baik.

Kedua, tantangan regenerasi petani. Seperti banyak desa lain di Indonesia, arus urbanisasi kaum muda yang mencari pekerjaan di kota besar berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja produktif di sektor pertanian. Upaya untuk menjadikan pertanian sebagai profesi yang modern dan menguntungkan menjadi krusial.

Ketiga, peningkatan kapasitas UMKM. Meskipun telah ada inisiatif pelatihan, tantangan selanjutnya yaitu konsistensi dalam produksi, standardisasi kualitas, dan akses permodalan yang masih perlu diatasi secara sistematis.

Ke depan, arah pengembangan Desa Lengkong tampak jelas menuju perwujudan desa agraris modern. Dengan memanfaatkan status Kecamatan Bojong sebagai kawasan agropolitan dan bagian dari "Kawasan Perdesaan Sehat Alami", Lengkong memiliki peluang besar untuk mengembangkan agrowisata, pertanian organik, atau produk herbal yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Integrasi yang lebih dalam antara sektor pertanian, UMKM, dan teknologi digital akan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh desa ini, menjadikannya tidak hanya sebagai produsen bahan mentah, tetapi juga sebagai pusat ekonomi kreatif yang mandiri dan sejahtera.